Mahasiswa UI Awetkan Ikan Dengan Gelombang Air Laut

Mahasiswa UI Awetkan Ikan Dengan Gelombang Air Laut -  Kita patut berterimakasih pada mahasiswa UI, karena berkat kreasi mereka bisa mendapatkan ide untuk mengawetkan ikan dengan gelombang air laut. Ikan termasuk salah satu makanan favorit, karena banyak sekali manfaatnya. Namun ikan juga memiliki sifat yang mudah membusuk dibandingkan produk makanan jenis lainnya. Semakin buruk kualitas ikan maka daya dan harga jualnya pun semakin menurun dan menjadi tidak layak konsumsi. Maka dari itu ikan juga butuh diawetkan agar bisa dikonsumsi semua orang. Oleh karena itu, pengawetan ikan menjadi proses yang penting dan utama bagi nelayan maupun pedagang ikan.

Selama ini, pengawetan ikan dilakukan dengan menggunakan mesin pendingin yang membutuhkan energi listrik yang besar. Banyak nelayan yang menggunakan batu es sebagai pendingin konvensional yang mudah dilakukan dan relatif murah. Sementara, es hanya dapat mempertahankan suhu rendah dalam waktu yang singkat.

Mahasiswa UI Awetkan Ikan Dengan Gelombang Air Laut

Berangkat dari permasalahan tersebut, tiga mahasiswa Universitas Indonesia (UI) berhasil merancang sistem pendingin untuk mengawetkan ikan dengan memanfaatkan energi gelombang laut sebagai motor penggerak. Inovasi yang mereka tawarkan memiliki keunggulan hemat energi serta memanfaatkan energi terbarukan, mudah diaplikasikan dan relatif lebih murah.

Ketiga mahasiswa tersebut adalah Bintang Samudra, Dick Bernardi, dan Mario Muhammad. Mereka merupakan mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik UI angkatan 2012.

Inovasi yang mereka buat tertuang dalam sebuah karya ilmiah bertajuk bertajuk ”Sistem Refrigerasi Vortex Tube untuk Pengawetan Ikan Menggunakan Energi Gelombang Air Laut” di bawah bimbingan Dosen FTUI Ardiansyah, S.T., M.Eng.

Bintang mengatakan, sistem yang mereka buat memungkinkan ikan terjaga kesegarannya dalam waktu dua hari. Kelebihan lainnya adalah sistem refrigrasi yang mudah pengaplikasiannya. Biaya pembuatan dan instalasi juga relatif murah. Selain itu sistem ini memungkinkan menampung ikan hingga satu ton.”

“Potensi gelombang laut di Indonesia sangat besar. Dengan mengaplikasikan sistem ini, energi gelombang laut dapat digunakan sebagai penggerak kompresor sehingga dapat menghasilkan sistem pendinginan yang bersih dan terbarukan. Vortex tube juga memiliki sistem yang lebih praktis daripada metode pendinginan konvensional,” kata Bintang.

Lebih lanjut Bintang berharap inovasi ini dapat membantu banyak nelayan di Indonesia serta dapat diaplikasikan bagi masyarakat pesisir yang dalam kesehariannya membutuhkan teknologi pendinginan. Namun menurutnya, sosialisasi perlu dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat di sekitar pesisir pantai untuk mempermudah penerapan teknologi ini dalam proses pendinginan ikan.

Tak hanya sampai di sana, karya Bintang dan teman-temannya ini juga berhasil dipresentasikan dan mengantarkan tim ini meraih juara pertama dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional Green Scientific Competition (LKTIN GSC) yang diselenggarakan oleh Engineering Research Club (EnerRC) Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Selamat ya para mahasiswa kreatif...semoga menjadi ilmu yang bermanfaat...

1 komentar: