Mahasiswa UNY Buat Teknologi Penanam Kedelai

Mahasiswa UNY Buat Teknologi Penanam Kedelai - Indonesia adalah negara Agraris, Jadi hampir semua kegiatan di desa adalah petani. Hasil tani tidak hanya padi saja, namun juga ada kedelai, jadung dan lain lain. Yang akan dibahas kali ini adalah tentang kacang kedelai. Kita patut merasa senang juga, karena Mahasiswa UNY membuat teknologi Penanam kedelai. Jadi kita nantinya tidak akan menanam kedelai secara manual lagi atau dengan cara jaman nenek moyang kita dulu... Berdasarkan informasi pangan, kebutuhan akan kacang kedelai Indonesia pada tahun 2015 mencapai 1,8 juta ton pertahun. Namun, produksi kacang kedelai di Indonesia rata-rata hanya mencapai 400.000 samapi 500.000 ton pertahun (kontan, 2015). Kondisi ini mengakibatkan Indonesia harus mengimport beras untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produktivitas kacang kedelai adalah tidak adanya teknologi modern dalam membantu bercocok tanam kacang kedelai. Saat ini petani di Indonesia masih menggunakan cara konvensional untuk melubangi lahan. Biasanya petani, menggunakan benda runcing seperti kayu, kemudian lubang tersebut dimasukkan kacang kedelai tiga sampai lima butir.
Mahasiswa UNY Buat Teknologi Penanam Kedelai

Kondisi ini mendorong mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UNY membuat sebuah alat Q-Dros (Quick Drop Seeder). Q-Dros adalah mesin penanam kacang kedelai praktis dan efisien sebagai alat petani bercocok tanam.

Para mahasiswa pembuat alat ini adalah Ilham Surfani (Pendidikan Teknik Mesin 2013), Aris Munandar (Pendidikan Teknik Mesin 2013), Esti Windiarti (Pendidikan Teknik Boga 2012), Lisa Perdana P. (Teknik Sipil & Bangunan), dan Intan Ratna S. (Pendidikan Teknik Mesin 2012). Cara kerja alat yang mereka buat yaitu dengan mendorong alat sehingga tanah akan terlubangi oleh batang pelubang yang ada pada roda, dan kedelai akan jatuh tepat pada lubang dengan bantuan unit pelepas biji dan pengatur arah.

Aris Munandar mengatakan, alat ini tidak menggunakan bahan bakar. Cara pengoperasian alat ini cukup mudah, sehingga lebih menghemat biaya dan semua kalangan petani bisa mengoperasikanya.

“Dari ujicoba yang dilakukan di area persawahan desa Sidorejo, Lendah, Kulon Progo, alat ini mampu menanam 40 m2 per jamnya atau 6 kali lebih cepat dari penanaman secara manual,” katanya.

Saat ini kata Aris, teknologi yang mereka buat, masih dalam proses pengajuan hak paten. “Diharapkan ke depan tidak hanya digunakan untuk menanam kedelai namun juga dapat dikembangkan untuk penanaman biji lain seperti jagung, kacang, benih sayuran, dan lain-lain,” tutup Aris.

Wah kita harus berterimakasih pada mahasiswa UNY nih, jika alat penanam kedelai benar benar berhasil dan bisa dimiliki semua petani desa. Selamat ya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar