SBMPTN bisa dikatakan jalur yang lebih sulit ditempuh dibanding SNMPTN. Alasannya adalah dengan peluang lebih kecil yaitu hanya 40% yang diterima di ITB, ditambah lagi dengan persaingan 3 angkatan terakhir, dan berbentuk tes tulis yang membutuhkan banyak persiapan fisik dan psikis. Jalur SBMPTN sebagai jalur terakhir untuk menjadi mahasiswa ITB meramaikan persaingan yang ada. Terutama untuk fakultas/sekolah dengan persaingan yang sangat ketat. Tahun ini belum banyak berubah. SBM masih mempertahankan keketatan tertinggi dari seluruh fakultas/sekolah yaitu dengan rasio 1:25 sampai 1:30, disusul FTTM dengan rasio 1:20.
1550 Mahasiswa Baru diterima di ITB lewat jalur SBMPTN 2015
ITB merupakan perguruan tinggi dengan mayoritas disiplin ilmu saintek (sains dan teknologi) mempunyai rata-rata nilai dari para peserta SBMPTN 2015 mencapai 706,52 (dalam skala 1000) dengan nilai terbesar 925,49. Nilai tersebut jauh lebih tinggi dibanding nilai rata-rata nasional. Angka sebesar itu ternyata menunjukkan bahwa pendaftar ITB sebenarnya sudah terseleksi dari awal dan merupakan siswa yang benar-benar siap dalam menghadapi ujian untuk menempuh kuliah di ITB. "Baik melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru untuk SNMPTN maupun SBMPTN, ITB itu ingin mendapatkan siswa yang unggul, karena ITB visi dan misinya itu adalah menghasilkan lulusan unggul, itu hanya bisa diperoleh kalau ipteknya ini unggul untuk itulah sistem penerimaan mahasiswa baru menggunakan sistem campuran, yaitu peminatan dan seleksi fakultas/sekolah." ungkap Prof. Bermawi, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan.
Prof. Bermawi menambahkan bahwa diterapkannya sistem peminatan dan penerimaan per fakultas/sekolah ditujukan untuk meningkatkan kapasitas akademik dari calon mahasiswa ITB. Jika hanya melaksanakan sistem peminatan, akan terjadi pemusatan pilihan dalam 1 fakultas, sehingga penyebaran jumlah peminat menjadi tidak merata antar prodi dan persaingan hanya terasa di sebagian prodi saja, menyurutkan prodi lain. Dengan sistem per fakultas/sekolah persaingan akan terjadi di dalam 1 fakultas, sehingga terjadi peningkatan passing grade di prodi lain, nilai passing grade meningkat di atas rata-rata nasional. Peminat prodi favorit tertentu akan memilih fakultas/sekolah terlebih dahulu sebelum dijuruskan, sehingga akan terjadi pemerataan di setiap prodi dalam 1 fakultas. Dengan cara tersebut ITB akan mendapatkan calon-calon yang memiliki kualifikasi akademik yang tinggi, jauh lebih tinggi dari nasional. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan yang pesat sejak 2005.
sumber: berita itb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar